Satu lagi metode penanaman padi yang efektif dan efisien dikembangkan di Indonesia. Dengan menggunakan sistem intensifikasi padi atau system of rice intensification (SRI) padi yang dihasilkan dapat lebih banyak dengan jangka waktu yang lebih cepat daripada menggunakan metode konvensional.
PT. HM. Sampoerna Tbk melalui payung program “Sampoerna Untuk Indonesia”, ikut mengembangkan metode SRI kepada para petani. Seperti yang dilakukan kemarin, dengan mendatangkan langsung Prof. Dr. Noman Uphoff, CIIFAD dari Cornell University, USA, penemu budidaya padi metode SRI, dalam semiloka kedua pertanian yang digelar bersama Universitas Brawijaya Malang di Guest House UB Malang.“SRI itu bukan teknologi, tapi cara atau resep untuk memberikan ruang win-win solution antara petani, konsumen dan juga lingkungan. Metode ini kali pertama dikembangkan di Madagaskar,” kata Noman di hadapan para petani yang datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Dijelaskannya, melalui metode yang dikembangkannya itu, penghasilan petani dapat meningkat, konsumen dapat terkurangi pestisidanya, bagi lingkungan juga akan terkurangi input pupuk kimiawi. Panen pun dapat dilakukan lebih cepat antara satu sampai dua minggu.
Metode SRI juga sebagai jawaban bagi daerah yang kurang memiliki air. Karena dengan metode itu dapat menghemat air dalam produksi air, begitu juga dengan bibit yang ditebarnya. Hanya saja, perlu waktu untuk mengubah pola pikir yang sudah lama tertanam dalam pikiran para petani.
“Sistem ini sudah dikembangkan di Madagaskar sekitar 25 tahun lalu. Metode itu juga sudah dapat diterima 36 negara dan peneliti padi di Asia. Saat ini, sistem ini juga sedang dicoba untuk tanaman gandum, tebu dan lainnya,” ungkapnya.
Sampoerna sendiri sudah melakukan uji coba sejak tahun 2007 lalu, di lahan uji coba Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna di Pasuruan, Jawa Timur. Mulai tahun 2008 lalu, Sampoerna mulai menerapkan di masyarakat desa yang ada di sekitar PPK Sampoerna. Pada tahun 2009, diterapkan program hamparan dengan sistem kawasan. Program itu sudah dilakukan di 4 desa seputar Pandaan Pasuruan di areal seluas 57,12 hektar yang diikuti 145 petani.
“Metode ini dapat menciptakan petani mandiri, bijak dalam pengelolaan lahan yang lebih ramah lingkungan serta dapat meningkatkan kesejahteraannya,” terang Manager Contributions and CSR Program PT. HM Sampoerna Tbk, Meta Rostiawati.
Penanaman padi dengan metode SRI antara lain dengan cara, bibit yang ditanam lebih muda, kurang dari 12 hari setelah semai. Bibit padi ditanam tunggal atau satu bibit per lubang. Penanaman harus dangkal antara 1 – 1,5 cm serta perakaran saat penanaman seperti huruf L dan lainnya.
masalah pertanian
Minggu, 29 Mei 2011
SAWAH
Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya.
Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice).
Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice).
pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.
Langganan:
Postingan (Atom)